POST JATENG – Gelombang kemarahan para santri dan alumni Pondok Pesantren Tegalrejo semakin tak terbendung setelah pernyataan kontroversial Gus Harry al-Hasani viral di media sosial. Dalam postingannya, Gus Hary dianggap telah melukai hati para santri dengan komentar yang melecehkan nama para kyai dan tokoh Pondok Tegalrejo.

Dalam postingannya Gus Harry menuliskan “kie gobloge 01 ora duwe utek, uteke nang silit, Yai Afif dicatut pak khalwani dicatut, karena wes ngerti nek Yusuf Tegalrejo ora ndue power, ditambah maning penulisan salah terhadap Yai Afif sing seharuse Rois Syuriah jadi tanfidziyah, ternyata teseh ngutek asu daripada uteke pendukung 01.”

Kemarin malam, puluhan santri dan alumni bergerak cepat, mendatangi Gus Hary di kediamannya, dan terjadi kesepakatan kalau hari Sabtu, 19 Oktober 2024 jam 20.00, Gus Harry diminta untuk klarifikasi secara terbuka kepada seluruh alumni (P4SK) di Kabupaten Kebumen, dilanjutkan sowan kepada kyai sepuh di Kebumen, dan yang terakhir sowan Gus Yusuf Chudlori.

Baca juga:  Banyak Baliho Dirusak OTK, Adi Pandoyo Sebut Ada Pihak Ketakutan Trend Popularitas Lilis-Zaeni Menguat

Namun, hingga pukul 00.00 WIB malam ini, Gus Hary belum berani memenuhi panggilan konferensi pers yang diadakan di Pondok Pesantren Lirap Petanahan, dimana tempat permohonan maaf secara terbuka seharusnya digelar.

Seruan aksi damai terus menggema, menyatukan para kyai, gus, ustadz, dan santri Tegalrejo. Mereka hadir dengan satu tujuan yakni menuntut permohonan maaf dan klarifikasi atas postingan yang telah disebarkan. Aksi ini bukan sekadar pembelaan terhadap nama baik pondok, melainkan bagian dari jihad melawan segala bentuk kebohongan dan penghinaan terhadap ulama yang telah menjadi panutan umat.

Salah satu Alumni PP API Tegalrejo, Gus Nailul, menyampaikan bahwa Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini soal marwah pondok dan harga diri Guru para santri.

Baca juga:  Pasangan Lilis-Zaeni Banyak Mengkritisi Kebijakan Petahana pada Debat Perdana Cabup Cawabup Kebumen

“Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini soal marwah pondok dan harga diri Guru para santri,” ujar salah satu santri senior yang ikut dalam aksi damai tersebut.

Dengan semangat jihad dan tekad bulat, para santri berjanji tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. “Kita semua santri Tegalrejo, kita bergerak dalam kesabaran, namun dalam kebersamaan, tidak ada tempat bagi fitnah dan kebohongan,” tegas seorang alumni.

Seluruh mata kini tertuju pada Gus Harry, yang diharapkan bisa hadir dan memberikan klarifikasi yang diinginkan oleh seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tegalrejo setelah dijadwalkan ulang.