Kebumen – Fonemena maraknya baliho beserta gambar calon kepala daerah provinsi maupun kabupaten semakin terlihat disetiap sudut kota hingga pelosok pedesaan, jika dilihat semakin dekatnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tinggal menghitung hari, semakin menyita perhatian publik.
Hal tersebut dicermati oleh beberapa pihak, diantaranya pengamat dari Divisi Kajian dan Kebijakan Publik Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, H. Fatkhul yang menyatakan keheranannya terkait beredarnya gambar tandem dan duetnya Cagub Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.Mk. yang disandingkan dengan calon Bupati Arif Sugiyanto.
Bahkan, menurutnya, ada beberapa posko pemenangan kedua calon tersebut dalam satu wadah posko sekretariat bersama.
“Bagaimana ceritanya ada CaGub yang belum pasti dapat tiket maju di Pilgub kok disandingkan dengan Cabup yang juga belum jelas dapat tiket maju di pilbup. Ini namanya “Nggege Mongso”, malah cenderung memaksakan kehendak,” jelasnya saat diwawancarai, pada Kamis, 13 Juni 2024, di salah satu warung kopi di Kebumen.
Apalagi saat ini, menurutnya, sudah terbentuk tim di Kebumen yang kabarnya bukan hanya dari unsur sipil tapi juga dari elemen yudikatif alias unsur penyelenggara negara.
“Ini kan ngawur. Apa mereka tidak faham dinamika pencalonan bupati saja begitu rumit dengan berbagai macam polemik dan resistensi berbagai macam elemen, apalagi kalau bicara dinamika pencalonan gubernur,” lanjutnya.
Sangat terburu-buru kalau sudah bikin posko atau sekretariat bersama, ia meneruskan penjelasannya, seperti yang sudah terlihat jelas terpampang di daerah Desa Jatisari, Kebumen dan ada juga yang sedang dibranding dengan kelengkapan fasilitas mewah Posko Sekber Luthfi – Arif di jalan Arumbinang sebelah timur Kantor KPUD yang menurut informasi adalah milik pengusaha terkemuka Kebumen berinisial ZH.
“Biasakan untuk mengamati dan mencermati sebelum bertindak, informasi terkait wacana Luthfi yang sedang berproses menuju Irjen Kemendag seharusnya menjadi telaah sebelum mendirikan sekretariat bersama, apalagi pakar hukum UI Cecep Hidayat jelas-jelas menyampaikan bahwa Kapolda Jateng harus tegas mau jadi Cagub atau Irjen Kemendag, belum lagi dari IPW yang sudah secara tegas menyuarakan lantang penolakan Luthfi menjadi Irjen Kemendag dan juga beberapa tokoh lain dengan berbagai macam pendapat berkenaan dengan pencalonan gubernur dari sang Kapolda.
Baru PAN yang secara jelas menyatakan dukungan, Nasdem juga baru memasukan dalam radar pantauan,” jelasnya.
Proses Luthfi menjadi Irjen Kemendag, lanjutnya, apakah merupakan upaya untuk menjegal langkah Luthfi menjadi gubernur atau bukan itu menjadi tanda tanya sebagian pihak, bisa jadi Gerindra sedang mengincar jatah atau bahkan bisa jadi ini menjadi langkah putra Jokowi Kaesang yang terasa berat bersaing di DKI, siapa yang tahu?
“Artinya proses Luthfi sebagai calon gubernur yang resmi masuk dalam surat suara KPU masihlah panjang dan berliku, ini malah sudah gembar-gembor dengan posko dan sekretariat bersama dimana-mana, apa tidak malu nantinya jika salah satu calon tidak jadi dapat tiket tiba-tiba menurunkan baliho dan gambar yang sudah terlanjur terpasang segede gaban,” jelasnya.
Menurut dirinya boleh-boleh saja proses tandem dilakukan dalam perhelatan Pilkada, namun alangkah baiknya proses dan loby-loby mendapatkan tiket lebih diutamakan tanpa terburu-buru memaksakan kehendak sendiri, karena calon dan timses bukanlah penentu turunnya rekomendasi atau tiket parpol untuk bertarung di pagelaran Pilkada serentak 2024.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.