POST JATENG – Pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Alun-alun Kebumen berkeluh kesah karena adanya dampak proyek revitalisasi alun-alun yang berimbas pada jebloknya omzet.
Seorang PKL, Mukinem (70), mengaku cukup dilema karena relokasi memakan waktu lama, dan omzet pendapatan selama berjualan di tempat baru tidak begitu menjanjikan.
“Saya jualan disini sudah lama, sudah mengalami pergantian empat periodesasi bupati. Tapi yang paling tidak enak ya kebijakan bupati periode ini,” jelas penjual kopi tersebut, pada Jumat, 13 September 2024.
Semua pedagang disini, jelasnya, pada ngeluh karena omzet menurun. Dirinya mengaku, sebelumnya para pedagang dibanjiri pembeli.
“Hari ini, sering-seringnya dalam satu hari hanya laku tiga gelas kopi,” jelasnya.
Sebelumnya, dihimpun dari berbagai sumber, sebanyak 160 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tadinya menempati area Alun-alun pada pertengahan Agustus ini ditargetkan bakal menempati Pusat Kuliner Kebumen. Ini bertempat di Kapal Mendoan yang berada di Sebelah Timur Alun-alun Kebumen.
Kepala Disperindag KUKM Haryono Wahyudi memastikan semua PKL yang menempati area alun-alun bakal mendapat tempat di Kapal Mendoan. Para pedagang yang sudah terdaftar tidak perlu membayar untuk mendapatkan kios tersebut.
Mereka, kata Haryono, hanya dikenakan restribusi sesuai Perda Kabupaten Kebumen Nomor 11 tahun 2023 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
“Kapal Mendoan secara prioritas memang kita siapkan untuk para PKL yang berada di alun-alun. Kita pastikan semua PKL bisa tertampung untuk menempati lapak baru di Kapal Mendoan. Jumlahnya ada sekitar 160. Insya Allah targetnya Agustus bisa pindah,” ujar Haryono, Jumat, 2 Agustus 2024.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.