POST JATENG – Polemik antara santri dan alumni Pondok Pesantren Tegalrejo dengan Gus Hary al-Hasani berkahir sudah. Hal itu diungkapkan oleh salah satu Alumni, Gus AR Fuadi.

Kepada semuanya baik alumni maupun santri,  dirinya meminta untuk ikhlas dan menahan diri, dirinya mengakhiri polemik Santri Penggerak Alumni Tegal rejo dengan Gus Harry al-Hasani, yang sudah menyadari bahwa apa yang diperbuatnya merupakan kesalahan serta tidak akan mengulangi.

“Gus Harry sudah punya iktikad baik untuk sowan ke Almukarrom KH Yusuf chudori, Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang dengan meminta maaf, dilanjutkan sowan ke para kasepuhan P4SK Kebumen seperti Mbah KH. Bahri Asy’ar, KH. Masdar Alifudin, KH. Ahmad Muhammad, KH. Adzkiya, KH Abu Sa’id, KH Miftah, KH. Mudzakir,  Gus R. Fuad Mabarun. KH. Da’i Munif dan KH. Amir Misbah,” jelasnya, pada Selesa, 22 Oktober 2024.

Baca juga:  Hadir di Pondok Pesantren Al-Falah Kebumen, Pasangan Lilis-Zaeni Meminta Do'a Restu dan Dukungan

Dirinya memastikan, apabila ada pergerakan setelah ini, maka bisa dipastikan bukan dari santri Penggerak atau Alumni, dan dirinya tidak bertanggungjawab.

“Mari kita berdo’a semoga kita dan beliau di anugrahi panjang umur, kesehatan lahir batin dan ilmu yang bermanfaat, jaga nama baik Pesantren dan Ahlu yang kita cintai. Manusia akan hidup di sebuah zaman yang untuk selamat memerlukan sepuluh hal, sembilan dari bagian tersebut menghindari manusia, dan satunya berdiam diri,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam postingannya Gus Hary menuliskan “kie gobloge 01 ora duwe utek, uteke nang silit, Yai Afif dicatut pak khalwani dicatut, karena wes ngerti nek Yusuf Tegalrejo ora ndue power, ditambah maning penulisan salah terhadap Yai Afif sing seharuse Rois Syuriah jadi tanfidziyah, ternyata teseh ngutek asu daripada uteke pendukung 01.”

Kemarin malam, puluhan santri dan alumni PP API Tegalrejo bergerak cepat, mendatangi Gus Hary di kediamannya, dan terjadi kesepakatan kalau hari Sabtu, 19 Oktober 2024, jam 20.00 WIB, malam, Gus Hary diminta untuk klarifikasi secara terbuka kepada seluruh alumni (P4SK) di Kabupaten Kebumen, dilanjutkan sowan kepada kyai sepuh di Kebumen, dan yang terakhir sowan Gus Yusuf Chudlori.

Baca juga:  Edarkan Sabu, Karyawan Koperasi di Gombong Ditangkap Polisi

Namun, hingga pukul 00.00 WIB malam ini, Gus Hary belum berani memenuhi panggilan konferensi pers yang diadakan di Pondok Pesantren Lirap Petanahan, dimana tempat permohonan maaf secara terbuka seharusnya digelar.

Seruan aksi damai terus menggema, menyatukan para kyai, gus, ustadz, dan santri Tegalrejo. Mereka hadir dengan satu tujuan yakni menuntut permohonan maaf dan klarifikasi atas postingan yang telah disebarkan. Aksi ini bukan sekadar pembelaan terhadap nama baik pondok, melainkan bagian dari jihad melawan segala bentuk kebohongan dan penghinaan terhadap ulama yang telah menjadi panutan umat.

Salah satu Alumni PP API Tegalrejo, Gus Nailul, menyampaikan bahwa Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini soal marwah pondok dan harga diri Guru para santri.

Baca juga:  Lansia di Kebumen Meninggal Terbakar Saat Membakar Sampah di Pekarangan, Berikut Penjelasan Polisi

“Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini soal marwah pondok dan harga diri Guru para santri,” ujar salah satu santri senior yang ikut dalam aksi damai tersebut.

Dengan semangat jihad dan tekad bulat, para santri berjanji tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. “Kita semua santri Tegalrejo, kita bergerak dalam kesabaran, namun dalam kebersamaan, tidak ada tempat bagi fitnah dan kebohongan,” tegas seorang alumni.

Seluruh mata kini tertuju pada Gus Hary, yang diharapkan bisa hadir dan memberikan klarifikasi yang diinginkan oleh seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tegalrejo setelah dijadwalkan ulang.